Sabtu, 14 Jun 2008

pembunuhan abstraktis . . .

terasa dalam sunyi yang membunuh
sendirian walau didampingi
entah mengapa aku terkurung dalam perasaan
yang sangat membenci senyuman
tangisan yang tersembunyi dalam-dalam
memberi racun pada damaiku
entah mengapa aku terpaku
terdiam dalam kata-kata
yang mempengaruhi
yang melerai
semua keindahan yang baru terasa
yang mebunuh
dalam diam . . .
di saat datangnya derita
bertempik berkeliaranlah seluruhnya
terapung dalam sunyi sendiri
tanpa ditemani
bulan bintang kejora tak muncul
mencampurkan segala kerunsingan
dikala jasad terkaku bernyawa
mengalir laut pekat
membenam suram
sendirian

-bintangku-

Bintang bintang yang berkelipan
menimbulkan tenang di dada..
bintang terang beri keindahan
yang tak selalu ku temui..

Bukan untuk memuji
namun itulah perbandingannya untukmu..
aku malam bawa kegelapan
engkau bintang suluh ketenangan..

Senyum mu seindah bintang
redup mata mu umpama bintang
dikala suram engkau terangkan
engkaulah bintang hatiku..
Meski kadang kala kau kan malap
tiba masa kau kan menghilang
namun tetap aku ungkapkan
kaulah bintangku...